Karakteristik Peserta Didik (Fase Usia Sekolah Dasar)

Posted: Juni 20, 2010 in psikologi

Untuk lebih mengenal peserta didik, maka Kami akan menjelaskan karakteristik peserta didik berdasarkan perkembangan-perkembangannya. Ada 7 perkembangan yang akan dibahs, diantaranya adalah :

1. Perkembangan Intelektual

Pada usia sekolah dasar (6-12 tahun) anak sedah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti membaca, menulis dan menghitung).

Periode ini ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru, yaitu mengklasifikasikan (mengelompokkan), menyusun, atau mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung) angka-angka atau bilangan. Pada akhir masa ini, anak sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah (problem solving) yang sederhana.

Kemampuan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya.

Dalam rangka mengembangkan kemampuan anak, maka sekolah dalam hal ini guru seyogyanya memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pertanyaan, memberiakan komentar atau pendapatnya tentang materi pelajaran yang dijelaskan oleh guru.

2. Perkembangan Bahasa

Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara berkomunikasi , dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau gerak dengan menggunakan kata-kata, kalimat bunyi, lambang, gambar atau lukisan. Dengan bahasa, semua manusia dapat mengenali dirinya, sesama manusia, alam sekitar, ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai moral atau agama.

Usia sekolah dasar ini merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata. Pada awal masa ini, anak sudah menguasai sekitar 2.500 kata, dan pada akhir masa (usia 11-12 tahun) telah dapat menguasai 50.000 kata (Abin Syamsudin M, 1991; Nana Syaodih S, 1990). Dengan dikuasainya keterampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, anak sudah gemar membaca atau mendengarkan cerita yang bersifat kritis.

3. Perkembangan Sosial

Maksud perkembangan social ini adalah pencapaian kematangan dalam hubungan social. Dapat juga dikatakan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi dan moral. Pada usia ini, anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri sendiri (egosentris) kepada sikap yang kooperatif. Berkat perkembangan social, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebaya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Dalam proses belajar disekolah, kematangan perkembngan social ini dapat dimanfaatkan atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok. Tugas-tugas kelompok ini harus memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk menunjukkan prestasinya, tetapi juga diarahkan untuk mencapai tujuan bersama.

4. Perkembangan Emosi

Menginjak usia sekolah, anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima di masyarakat. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol emosinya diperoleh anak melalui pembiasaan dan peniruan. Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh.

Emosi merupakan factor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi yang positif, akan mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar. Sebaliknya, apabila yang menyertai prose itu emosi negative maka proses belajar akan mengalami hambatan.

Upaya yang dapat dilakukan oleh guru agar proses belajar dan pembelajaran menjadi kondusif :

1. Mengembangkan iklim kelas yang bebas dari ketegangan.

2. Memperlakukan peserta didik sebagai individu yang mempunyai harga diri.

3. Memberikan nilai secara objektif.

4. Menghargai hasil karya peserta didik.

5. Perkembangan Moral

Anak mulai mengenal konsep moral pertama kali dari lingkungan keluarga. Usaha menanamkan konsep moral sejak usia dini merupakan hal yang seharusnya, karena informasi benar salah atau baik buruk akan menjadi pedoman pada tingkah lakunya dikemudian hari.

6. Perkembangan Penghayatan Keagamaan

Pada masa ini, perkembangan penghayatan keagamaannya ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Sifat keagamaan bersifat resptif disertai dengan pengertian.

2. Pandangan dan paham ketuhanan diperoleh secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah logika yang berpedoman pada indicator alam semesta sebagai manifestasi dari keagungan-Nya.

3. Penghayatan secara rohaniyah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterimanya sebagai keharusan moral.

Kualitas keagamaan anak akan sangat dipengaruhi oleh proses pembentukan atau pendidikan yang diterimanya. Berkaitan dengan hal tersebut, pendidikan agama di sekolah dasar mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, pendidikan agama di sekolah dasar harus menjadi perhatian semua pihak yang terlibat dalam pendidikan di SD.

7. Perkembangan Motorik

Seiring dengan perkembangan fisiknya yang beranjak matang, maka perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Pada masa ini ditandi dengan kelebihan gerak atau aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik.

Sesuai dengan perkembangan fisik (motorik) maka dikelas-kelas permulaan sangat tepat diajarkan :

a. Dasar-dasar keterampilan untuk menulis dan menggambar.

b. Keterampilan dalam mempergunakan alat-alat olahraga.

c. Gerakan-gerakan untuk meloncat, berlari, berenang, dan sebagainya.

d. Baris berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan, ketertiban dan kedisiplinan.

Tinggalkan komentar